Rumus umum yang dipeluk teguh media online ialah meraih sebanyak mungkin jumlah pembaca alias traffic. Kian banyak halaman yang dibuka (pageview) pembaca, kian mengalir uang hingga membuat pundi-pundi publishers gemuk.
Dari sini dimulailah perlombaan media online untuk membujuk orang membuka halaman demi halaman mereka. Judul menggoda, mengumbar sensasi, bahkan menipu dan memanipulasi (click bait) hampir jadi menu sehari-hari.
BN Channel kami ikhtiarkan bukan untuk menghadirkan jurnalisme baru, tapi "jurnalisme lama", yakni jurnalisme yang merujuk kembali ke akarnya: sebuah tugas mulia yang memburu kebenaran lalu menyajikannya kembali kepada pembaca dengan niat lurus agar khalayak tercerahkan dan terberdayakan. Caranya, memperkokoh seluruh standard dan nilai jurnalistik yang selama ini dikenal: mengedepankan rasa ingin tahu disertai skeptisisme, cek recek dan verifikasi ulang, serta memperkokoh nilai-nilai dasar etika jurnalistik.
Sebagai "News Video Portal", BN Channel tampil dalam wujud multimedia. Konten tidak hanya berupa teks dan foto, tetapi juga video, audio, grafis, dan videografis. Lewat video-video yang padat isi, khalayak diharapkan mendapatkan banyak informasi, serta tercerahkan dan terinspirasi. Melalui tulisan-tulisan mendalam, investigatif, lengkap dengan konteks dan disajikan secara renyah, khalayak dan para pengambil keputusan diharapkan memahami isu yang kompleks dan memperoleh rujukan untuk memutuskan sesuatu.
Bersama para awak berpengalaman serta jaringan Media Group yang kuat dan tepercaya, BN Channel juga memanfaatkan data-data publik kemudian menyajikannya menjadi berita yang informatif disertai tampilan visual yang memikat. Lewat visualisasi yang mudah dipahami audiens akan membuat data yang melimpah bisa menjadi pengetahuan yang berguna.